Rabu, 17 Desember 2008

Natal



harga sebuah NATAL



Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Lukas 2:11


Ah!! Bulan Desember telah tiba. Suasana Natal di mana-mana. Silakan perhatikan di mal-mal, coba dengar di toko-toko. Saksikan semaraknya di layar kaca televisi, semua bagaikan menyerukan: Natal tiba! Kini, Natal telah tiba!


Banyak hal yang diidentikkan dengan Natal. Kalau kita melihat pohon cemara yang dihiasi, berkerlap-kerlip lampu kecil, dengan sedikit kapas penanda salju, kita memikirkan natal. Jika kita melihat boneka salju, dengan hidung wortelnya, kancing hitam sebagai mata dan dua kayu bercabang sebagai lengannya, kita memikirkan natal. Jika kita melihat seorang yang gendut, berpakaian merah, dengan janggut yang putih panjang dan buntalan menggelembung dipunggungnya, kita memikirkan natal. Padahal semua itu tidak ada hubungannya dengan Natal yang sesungguhnya.


Natal adalah waktu yang indah, demikian katanya. Natal adalah pemberian Allah bagi manusia, sebuah hadiah. Maka muncullah tradisi saling memberi hadiah, atau minimal kartu ucapan selamat. "Tuhan memberkatimu!", "Have a very merry Christmas!" "Season of glad tidings." Tetapi ada bahaya yang mengancam, bahwa dalam kesukaan perayaan, kita lupa bahwa untuk setiap hadiah pasti ada harganya.


Natal adalah hadiah Allah bagi manusia. Sungguh benar! Hadiah yang demikian berharga, "damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya." Anak Allah turun menjadi manusia, membawakan keselamatan bagi dunia. Malaikat berkata, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa." Dan sejak saat itu natal selalu menjadi hari kesukaan besar. Tetapi pernahkah kita merenungkan, berapa harga hadiah yang diberikan Tuhan itu?


Setiap kesukaan yang didapatkan manusia lewat natal dibayar dengan sangat mahal oleh Allah. Hari kesukaan bagi manusia itu adalah awal dari penderitaan dan penghampaan diri yang akan berakhir di atas salib. Raja di atas segala raja lahir di kandang yang hina, menjadi manusia biasa yang miskin papa. Tiada pembesar yang datang menjenguk, tiada utusan yang berlari-lari sambil berteriak "Hormat, Raja datang!" Sejak dari lahirNya, ia ditolak manusia, sehingga tak satupun tempat tersedia kecuali palungan tempat makanan binatang. Tetapi itu barulah permulaan dari perjalanan yang panjang. Natal adalah uang muka. Harga sepenuhnya Allah bayar. Ditolak, dibenci, dikhianati, dibunuh dengan siksaan yang kejam. Tapi yang paling menyakitkan, menanggung dosa seisi dunia. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." Saat Ia tergantung di atas kayu salib, 30an tahun setelah hari kelahiranNya, ia melunasi harga yang Ia mulai sejak Natal. "Sudah Selesai!" Harganya sudah selesai dibayar! Jalan ke surga sudah selesai! Hadiah untuk manusia sudah selesai! Untuk matilah Ia datang. Karena manusia telah berdosa, maka manusia harus mati. Tetapi karena kasihNya pada manusia, Ia datang menggantikannya mati di kayu salib. Itulah hadiah dari Allah. Hadiah itu mulai dibungkus saat Natal, dan diselesaikan di atas salib.


Saudara, sudahkah engkau menerima hadiah itu? Setiap manusia akan masuk neraka karena dosanya masing-masing. Tetapi Allah telah sediakan jalan untuk masuk surga melalui bertobat dan percaya pada AnakNya Yesus. Hadiah ini tidak perlu dibeli, dan tidak perlu diusahakan. Hadiah ini adalah kasih karunia, karena manusia tidak mampu mendapatkannya. Allah sudah membayar harganya. Tetapi, tidak berarti bahwa tidak ada harga yang harus anda bayar. Sederhana memang, bukan uang yang Tuhan inginkan, bukan perbuatan baik, bukan amal ibadah, bukan pula penyiksaan diri. Yang Tuhan inginkan ialah kerendahan hatimu untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, hari ini! Hanya itu! Seberapa mahalkah itu bagimu?


Kesombongan dan harga diri seringkali merupakan sesuatu yang paling sulit dilepas oleh manusia. Tetapi camkanlah! Saat Natal pertama, Allah sudah membayar harga yang termahal, AnakNya yang tunggal. Dan kita? Hanya perlu suatu keputusan untuk bertobat, jadikan Yesus Tuhan dan Juruselamat.

Tidak ada komentar:

Supported By

Share Link

IFB KJV Directory