Hare Krishna

Sejarah

Hare Krishna (International Society for Krishna Consciousness atau ISKCON) berasal dan bermula pada abad 15 AD. ketika Chaitanya Mahaprabhu mendirikan Doktrin Krishnaisme yang berasal dari sekte Hindu Wishnuisme.

Dengan jelas dinyatakan, bahwa Wishnuisme percaya pada Wishnu, yaitu Dewa Tertinggi, yang suatu kali pernah menyatakan dirinya sebagai Krishna. Chaitanya Mahaprabu mengajarkan kebalikannya: Krishna adalah pemimpin dewa yang suatu kali menyatakan dirinya sebagai Wishnu. Sistem doktrinal Krishnaisme adalah Hinduistik dan sementara mereka menyembah Krishna, juga mengakui monisme universal. Sistim ini percaya bahwa setiap orang harus melalui suatu rangkaian kehidupan yang bertingkat-tingkat (reinkarnasi) untuk membersihkan diri dari hutang-hutang perbuatannya (karma).

Krishnaisme merupakan salah satu usaha awal filosofi Hinduisme untuk menarik minat masyarakat. Sementara dewa asli Hinduisme tidak berkepribadian dan tidak dikenal, Krishnaisme (dan sekte lainya) mempersonifikasikan dewa dan mengembangkan penyembahan dan interaksi dengan aspek-aspek dewa yang dipersonifikasikan, seperti pada Krishna itu.

Pada tahun 1965 Krishnaisme masuk ke Amerika melalui Abhay Charan De Bhaktivedanta Swami Prabhupada, seorang India yang sudah tua eksponen penyembah Krishna. Ia mendirikan ISKCON dan tetap memimpin sampai kematiannya pada tahun 1977. Saat ini, ISKCON dipimpin oleh dua kelompok yang berbeda, satu kelompok yang terdiri atas 11 orang yang memimpin hal-hal rohani, sementara sebuah dewan direktur mengepalai masalah administrasi. Terakhir organisasi yang kaya ini memiliki kira-kira 10.000 anggota di Amerika. Sebagian kekayaan ISKCON berasal dari pengumpulan dana dan hasil penjualan literatur bergambar mereka yang mewah, termasuk Bhagavad Gita: As It Is dan terbitan periodik mereka Back to Godhead.

Kepercayaan ISKCON adalah Hinduisme dan sepenuhnya bertentangan dengan agama Kristen. Hal ini dapat diamati dengan membandingkan pernyataan kepercayaan ISKCON dengan yang terdapat dalam Alkitab.

Allah

Alkitab membicarakan Allah sebagai pribadi yang tidak terbatas, pencipta alam semesta. Ia adalah sebuah entitas (yang sungguh-sungguh ada) kekal yang terpisah dari ciptaanNya. Ia telah ada sebelum ciptaanNya terwujud. Alkitab mengatakan: " Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi' (Kej. 1: 1), menunjukkan Allah telah ada sebelum ciptaanNya ada.

ISKCON melaksanakan monotheisme. Namun mereka mengambil monisme Hinduistik (Pantheisme esensial = segala sesuatu adalah allah). Bagi mereka semua adalah satu. "Pada awal mula penciptaan, hanya ada Maha Pribadi Narayana. Tidak ada Brahma, tidak ada Siwa, tidak ada api, bulan dan bintang di langit, tidak ada matahari. Yang ada hanya Krishna, yang menciptakan semua dan memiliki semuanya.

"Semua daftar inkarnasi Yang Mahatinggi, apakah itu perluasan paripurna atau bagian dari perluasan paripurna Yang Mahatinggi, hanya Tuhan Sri Krishnalah asal muasal Pribadi Mahatinggi itu sendiri," Srimad Bhagavatam 1: 3: 28 (Bhaktivedanta Book Trust, tanpa tanggal).

Yesus Kristus

Menurut Alkitab, Yesus Kristus adalah Allah Mahakuasa yang menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa dunia. Ia adalah Allah dari kekekalan. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" (Yoh. 1: 1).

ISKCON menyangkal hal ini dengan mengatakan Kristus hanyalah putera Krishna. "Yesus adalah putera, dan Krishna adalah Bapa, dan Yesus adalah anak Krishna" (Jesus Loves Krishna, Los Angeles Bhaktivedanta Book Trust, tanpa tanggal, hal. 26).

Keselamatan

Alkitab mengajarkan bahwa kita semua telah berdosa terhadap kekudusan Allah, sehingga memerlukan seorang Juruselamat: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Rom 3: 23). "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Rom. 6: 23).

Tetapi bukan demikian pengajaran ISKCON. Menurut ISKCON, keselamatan hanya dapat diperoleh dengan melakukan serangkaian perbuatan. Untuk menghapuskan ketidaktaatan, orang harus melakukan ibadah yang tertib dengan memuji nama Tuhan, mendengarkan dan menyanyikan doa, memeditasikan lakon illahi dan perbuatan Krishna, dan mempertahankan ritual dan upacara penyembahan. Orang juga harus mengulangi nama Tuhan sesuai hitungan tasbih (Abhay Charan de Bhaktivedanta Swami Prabhupada, Bhagavad Gita As It Is, hal. 326).

Penyangkalan diri dan pengorbanan adalah krusial untuk keselamatan di dalam ISKCON. Perhatikan kutipan berikut,

Para penyembah yang mengetahui arti pengorbanan menjadi disucikan dari pembalasan dosa, dan mereguk minuman para dewa dari sisa pengorbanan tersebut, mereka masuk kedalam atmosfir kekal tertinggi (ibid hal. 81).

Passantino mengembangkan penelitian di dalam lingkungan bidat dan menyodorkan komentar sehubungan dengan keselamatan menurut ISKCON tersebut:

Keselamatan dalam Hare Krishna sepenuhnya terjalin dengan konsep karma Hindu, atau pembalasan keadilan. Ajaran ini, yang menghendaki keyakinan di dalam reinkarnasi dan/atau transmigrasi jiwa, katakanlah atas perbuatan seseorang, baik atau jahat, akan diukur dan dihakimi demi atau terhadap orang itu. Hanya jika perbuatan baiknya telah 'menebus' perbuatan jahatnya (dan oleh karenanya ia disucikan dari dunia yang jahat ini), barulah ia dapat mencapai penyatuannya dengan Krishna dan menghentikan siklus reinkarnasinya.

Gagasan karma dan reinkarnasi adalah tidak-alkitabiah. Apakah adil atau masuk akal seseorang menderita dalam hidup ini atau dituntut untuk menebus dosa-dosa dalam kehidupan sekarang yang diperbuatnya dalam suatu kehidupan sebelumnya yang sama sekali tidak diingat lagi? Bagaimana mungkin menderita demi suatu dosa yang tidak diketahui dapat membentuk kembali si pendosa dan mendewasakan dia kepada suatu titik dimana ia tidak lagi melakukan dosa itu? Apa yang disebut dengan keadilan (karma) ini adalah kejam dan benar-benar bertentangan dengan Allah Alkitab (Robert dan Gretchen Passantino, op. cit., hal. 150).

Kesimpulan

Karena ISKCON memiliki suatu Allah yang berbeda, Yesus yang berbeda, dan suatu cara keselamatan yang berbeda dari yang diungkapkan dalam Alkitab, adalah mustahil terdapat kecocokan antara dua ini. Mereka berbeda dalam semua isu krusial. Orang harus memilih Krishna atau Yesus Kristus; tidak mungkin ada keselarasan yang dapat diperoleh dari sekte Hare Krishna dan agama Kristen.

Istilah-istilah Hare Krishna

ISKCON -- Akronim resmi atas nama gerakan Hare Krishna: The International Society for Krishna Consciousness.

Prabhupada, A.C. Bhaktivedanta - Almarhum pendiri dan kepala rohani ISKCON, seorang filsuf religius tentang penyangkalan diri, dimana para pemeluknya menekankan asketikisme untuk mencapai kesadaran Tuhan. Lahir di India pada 1896, ia sampai di Amerika pada 1965 dengan membawa pesan Krishna. Oleh para pengikutnya Ia dianggap sebagai wakil Krishna di atas bumi.

"Back to Godhead" - Buku Hare Krishna (ISKCON) yang paling terkenal.

Bhakti Yoga - Jenis yoga, atau latihan kerohanian, dipraktekkan oleh para pemeluk Hare Krishna.

Karma - Gagasan Hindu tentang akumulasi perbuatan seseorang (perbuatan jahat). Karma harus diselesaikan sepanjang tahapan kehidupan seseorang (reinkarnasi).

Karmis - Istilah Hare Krishna untuk bukan pemeluk, yang dikatakannya terperangkap dalam karma jahat mereka.

Laksmi - Istilah Hare Krishna untuk uang. Juga merupakan nama salah satu dewa Hindu yang bersama Krishna (Disebut juga Lakshma).

Mantra - pujian doa Hindu, khusus untuk setiap sekte Hindu, termasuk Hare Krishna.

Nirvana - Konsep Hindu untuk sorga atau kebahagiaan.

Paramatma - Istilah Hare Krishna untuk Roh Kudus.

Sankirtana -- Mantra atau pujian religius dalam gerakan Hare Krishna. Pujian Sankirtana "membawa seseorang lebih dekat kepada kesadaran Tuhan". Istilah ini sekarang digunakan diluar konteksnya untuk mengacu pada setiap aktivitas yang menghasilkan.

Untuk keperluan intern STT-GRAPHE. Hak terjemahan Hasan Karman, S.H., M.M.

Dilarang memperbanyak tanpa seizin penerjemah dan STT-GRAPHE.