Kita tidak berharap bahwa orang mati dapat berkata-kata memberitahu kita sesuatu, apalagi orang mati itu mau mengajarkan kita sesuatu. Tetapi dalam kasus ini berbeda karena dia diceritakan oleh Tuhan Yesus yang tahu tentang orang mati dan orang hidup. Ini bukanlah cerita mitos atau pun perumpamaan. Sehingga orang mati ini -- satu orang yang real yang pernah hidup di suatu daerah di Israel -- yang kemungkinan besar mati dalam zaman Yesus dan Yesus memilih kasusnya untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran yang kekal kepada kita.
Ada suatu pepatah yang berkata, “waktu dan pengalaman adalah guru yang sangat baik, sayangnya mereka membunuh semua murid mereka.” Dengan anda melewati waktu, anda bertemu dengan berbagai hal yang membuat anda lebih berpengalaman dan bertambah pintar, sayangnya mereka semua membunuh muridnya. Karena dengan berlalunya waktu lama-lama orang tersebut akan mati. Artinya ada banyak hal yang nanti kalau kita sudah mati barulah kita tahu itu sudah terlambat. Ada kebenaran-kebenaran mengenai sesudah kematian yang sebaiknya kita ketahui sebelum kita meninggal. Dan itulah yang harus kita pelajari pada saat ini. Apa saja pelajaran yang dapat kita tarik dari kisah orang kaya dan Lazarus?
Pertama, orang mati ini mengajarkan kita bahwa benar-benar ada neraka. Zaman sekarang merupakan pandangan umum bahwa neraka itu tidak ada. Bahkan banyak orang Kristen lebih percaya bahwa neraka itu tidak ada. Tidak jarang juga sekarang gereja menyangkal adanya neraka. Tetapi orang mati ini dan cerita yang diberitahukan Yesus ini memberitahukan kita bahwa neraka benar-benar ada. Bahkan kita diberitahu seperti apa neraka itu.
Neraka adalah suatu tempat. Tempat ini bahkan disebut namanya, yaitu alam maut (ay. 23), bahasa Yunani hadesh, bahasa Ibrani sheol. Ini adalah suatu tempat yang punya nama dan lokasi. Kebanyakan orang meragukan tempat dari neraka ini namun anda tidak perlu tahu persisnya suatu tempat baru anda mengimani bahwa ada tempat seperti itu. Mungkin kebanyakan orang Indonesia itu tidak tahu yang namanya Ujung Kulon itu di mana tapi orang Indonesia percaya bahwa ada tempat yang namanya Ujung Kulon. Alkitab memberitahukan kita suatu tempat dan bahkan memberitahu kita di mana tempatnya dan Alkitab dengan jelas memberitahu kita bahwa hadesh ini berada di bagian bawah bumi atau di pusat bumi (Mzm 63:10, Yeh 31:14). Kalau bumi ini diibaratkan dengan jeruk, kita belum bisa menembus kulit jeruk tersebut. Para ilmuwan belum bisa mengebor sampai bisa menembus ke bagian bumi yang paling dalam. Para ilmuwan belum bisa pergi ke sana dan mereka menduga-duga apa sebenarnya inti bumi ini dan kebanyakan dari mereka percaya bahwa inti bumi ini adalah sesuatu tempat yang panas. Dan Alkitab memberitahu bahwa di situlah hadesh.
Ada banyak orang yang berkata bahwa neraka bukanlah suatu tempat, melainkan situasi. Pendapat mereka bahwa jika kita sudah hidup sengsara di dunia ini maka itu sudah neraka. Namun neraka bukanlah suatu situasi dan kondisi sengsara melainkan suatu tempat yang real. Ini membantah semua kepercayaan yang silih berganti yang berkata, “Allah yang maha kasih tidak mungkin membuat suatu neraka.” Allah yang maha kasih yang juga adalah Allah yang maha adil dan maha murka memang sudah membuat sebuah neraka. Orang kaya ini, yang sudah berada di dalam neraka lebih dari 2.000 tahun, akan mengatakan bahwa neraka adalah tempat yang real.
Bukan hanya neraka adalah tempat yang real, neraka juga adalah tempat penyiksaan. Sengsara seperti apakah yang dia rasakan? Alkitab sangat spesifik berkata bahwa kesengsaraan dalam neraka adalah oleh karena panasnya api. Neraka, yang adalah suatu tempat yang terdapat api, inilah yang dicemooh oleh orang-orang zaman sekarang. Neraka dari awalnya tidak pernah dijadikan senjata untuk menakut-nakuti orang. Tetapi adalah suatu tempat yang real dan adalah tempat penyiksaan.
Selain tempat penyiksaan, neraka adalah tempat penyiksaan yang kekal (Mat 25:46). Orang kaya ini berkata, “Aku ingin ke sana (ke tempat Abraham).” Tetapi tidak bisa, karena ada jurang yang memisahkan mereka. Mungkin ada orang yang percaya akan neraka, namun Iblis tidak habis akan untuk menghasut manusia dengan berkata bahwa neraka bukanlah tempat penyiksaan yang kekal.
Kedua, tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang cukup berharga yang kita dapatkan kalau ternyata kita masuk neraka. Ketika kita melihat betapa menderitanya dan menyesalnya orang kaya itu, bukankah itu memberikan pelajaran yang pasti bagi kita bahwa sungguh kita harus melakukan daya upaya agar kita terlepas dari tempat itu. Itu adalah pelajaran yang patut kita terima. Tidak sia-sia Yesus berkata dalam Mat 5:29-30, “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.” Yesus tidak mengajarkan kita di sini untuk memutilasi diri tapi Yesus ingin ajarkan bahwa lakukanlah segala yang bisa kita lakukan agar dapat masuk surga, untuk lepas dari neraka. Kalau itu semahal tangan kananmu, lakukan. Kalau itu semahal mata kananmu, lakukan. Tetapi kenyataannya manusia tidak bisa masuk surga dengan memutilasi diri. Kalau demikian bagaimana manusia bisa masuk ke dalam surga? Yesus dengan jelas berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Di hadapan murid-murid-Nya Dia berkata: “Aku adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6). Jalannya dengan jelas dinyatakan oleh Yesus, yaitu percaya dan bertobat menerima Dia sebagai Juruselamat. Kalau dengan mengorbankan tangan, kaki dan mata saja orang mau lakukan untuk masuk ke dalam surga, betapa terkutuknya kalau dengan jalan semudah ini -- hanya dengan percaya dan menerima dia sebagai Tuhan dan Juruselamat – orang yang tetap menolaknya. Kalau anda belum yakin akan masuk surga pada saat membaca artikel ini bereskan sekarang juga, karena siapa tahu neraka menunggu anda besok pagi.
Orang kaya ini mungkin sudah banyak menghadiri penguburan. Tapi apakah dia pernah berpikir bahwa suatu hari dia adalah tamu yang diam dalam penguburannya sendiri dan dialah yang ditangisi orang. Pada saat kita menghadiri penguburan, apakah kita pernah berpikir bagaimana jikalau andalah yang terbujur kaku di situ? Ingatlah bahwa suatu saat anda akan seperti itu! Tidak ada satu pun hal di dunia yang pantas untuk kita pertahankan kalau itu berarti kita masuk neraka, baik itu segala kekayaan maupun harga diri kita. Kita patut merendahkan diri kepada Yesus meminta ampun dan mengaku salah dan setelah itu akan terjadi perubahan yang luar biasa. Ini bukan hanya membuat perbedaan bagi hidup seseorang tapi juga bagi matinya seseorang. Orang yang tidak percaya tidak bisa menghadapi kematian dengan baik. Bagi orang yang sudah percaya maut tidak lagi menakutkan seperti kata rasul Paulus dalam I Kor 15:55, “Hai maut, di manakah sengatmu?" Bagaikan sebuah ulat bulu yang ketika meninggalkan kepompongnya menjadi seekor kupu-kupu yang indah, demikianlah kematian bagi setiap orang percaya. Memang kita merasa sedih ditinggalkan oleh orang yang kita cintai tetapi kita harus ingat bahwa mereka sekarang mempunyai tubuh yang jauh lebih canggih dan sehat daripda kita sekarang jikalau orang tersebut adalah orang percaya.
Ketiga, bahwa memperhatikan jiwa-jiwa yang tersesat janganlah menunggu kita mati dan janganlah menunggu mereka mati. Jikalau anda ingin bekerja untuk Tuhan dengan memenangkan jiwa bagi Tuhan, maka lakukanlah saat ini ketika anda masih hidup dan lakukanlah itu saat mereka masih hidup. Karena jikalau anda sudah mati dan mereka sudah mati maka itu sudah terlambat. Banyak orang selalu menunda-nunda waktu untuk mengambil keputusan melayani Tuhan. Ada suatu pepatah yang berkata, “Kalau kita mulai berkata besok maka akhirnya tidak akan pernah jadi.”
Kalau anda ingin mmperhatikan jiwa-jiwa yang tersesat, ambillah pelajaran dari orang mati ini jangan lakukan setelah itu terlambat. Ketika orang kaya ini mati baru dia tersadar dan berkata kepada bapa Abraham, “Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.” Pikiran yang mulia sekali tapi sungguh terlambat. Kenapa anda tidak berpikir seperti itu pada saat anda masih hidup bahkan untuk jiwa anda sendiri? Namun banyak orang yang sudah diselamatkan pun tidak memikirkan keselamatan jiwa orang lain.
Keempat, kita belajar bahwa pelayanan yang benar adalah pelayanan yang sesuai dengan Firman Tuhan. Tuhan menempatkan Firman-Nya di atas segala-galanya, bahkan di atas mukjizat. Rupanya orang kaya ini - jikalau dia masuk ke gereja - dia akan pilih gereja kharismatik.
Dia meminta agar Tuhan membangkitkan Lazarus dan dengan cara itu maka orang-orang yang menyaksikan itu akan percaya. Tapi Tuhan bilang, “Tidak, pada mereka ada kesaksian para nabi dan Musa.” Intinya Tuhan ingin berkata bahwa mereka sudah mempunyai Alkitab. Kalau mereka tidak mau percaya Alkitab mereka tidak akan percaya sekalipun ada orang yang bangkit di antara mereka. Apakah ada orang yang dapat diselamatkan karena mukjizat? Tidak. Tuhan telah menempatkan Firman-Nya di atas segala-galanya sehingga cara-cara lain yang bertentangan dengan Firman Tuhan tidak akan membuahkan hasil yang Tuhan inginkan. Pada apakah anda membangun pelayanan anda? Apakah pada Firman Tuhan atau teknik-teknik dunia?
Mari kita belajar dari orang mati!
Selasa, 04 November 2008
Belajar Dari Orang Mati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar