Rabu, 26 November 2008

mauritania: Timothy



supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih


(Kol 2:2)




mauritania : Timothy




"Tolong beritahu dia, Timotius!" Maura berteriak, memohon kepada suaminya. "Beritahu gubernur itu, dimana Alkitab disembunyikan dan kamu akan bebas! Saya tidak dapat tahan untuk menyaksikannya lagi. Timotius dan Maura, penduduk provinsi Kerajaan Romawi Mauritania, baru saja menikah beberapa minggu sebelum penangkapan mereka.



Maura menyaksikan dalam ketakutan ketika prajurit merusak mata suaminya dengan besi panas, mencoba untuk mematahkan tekadnya. Sekarang, dia tergantung terbalik dengan sebuah pemberat di sekeliling lehernya atas perintah dari gubernur Roma, Arrianus, Timothy menunggu penyumbat mulutnya dilepaskan. Awalnya dia merasakan ketakutan pada saat penangkapannya tetapi akhirnya berubah menjadi sebuah perasaan dari ketenangan ilahi.


Bukannya menyangkali imannya dan menyingkapkan lokasi dari kopian Alkitab milik gerejanya, seperti yang prajurit harapkan, Timothy menghardik istrinya. "Jangan biarkan cintamu untukku melebihi cintamu kepada Kristus," dia mendesak Maura, menegaskan kemauannya dan kebulatan tekasnya untuk mati bagi Sang Penebusnya. Melihat keberanian suaminya, Maura berketetapan hati untuk bertahan.



Arrianus, dalam kegeramannya terhadap penolakan Timothy, bertekad untuk menghancurkan keberanian baru Maura. Dia menjatuhinya siksaan Roma yang terberat. Walaupun demikian dia tidak dapat dihancurkan. Dia menolak untuk menyangkal Kristus.



Setelah mereka masing-masing menahan penderitaan yang tak dapat dikatakan, Timothy dan Maura disalibkan, berdampingan.




Yesus tidak mempercayakan misinya kepada orang-orang percaya secara terpisah - dia mendirikan sebuah keluarga rohani. Dia menggunakan kata-kata seperti 'saudara laki-laki' dan 'saudara perempuan' untuk menyampaikan ide bahwa dia tidak mengharapkan murid-murid-Nya bertahan seorang diri. Paulus melanjutkan misi Kristus dengan menyuruh orang-orang yang baru percaya untuk berkumpul bersama dalam gereja untuk bersekutu dan ibadah. Orang-orang Kristen membutuhkan satu sama lainnya - terutama dalam masa pencobaan. Ketika satu orang percaya bimbang, orang-orang percaya lainnya bersatu dalam dukungan dan dorongan. Inilah mengapa sebabnya dalam Perjanjian Baru mengganggap kewajiban hidup menjadi teladan sebagai sebuah keharusan dalam iman Kristiani. Teladan iman dan keberania seorang Kristen dapat memacu yang lain untuk meneladaninya dan menyatukan mereka. Sebaliknya ketika seseorang menyangkal karena beratnya penganiayaan, lebih mudah bagi yan g lain untuk menyerah juga.


Tidak ada komentar:

Supported By

Share Link

IFB KJV Directory