Berikut ini disadur dari WorldNetDaily, 16 Des. 2008: “Para ekstrimis Hindu bisa saja telah membakar wajah seorang anak perempuan Kristen berumur 10 tahun, dan telah melukai dia dengan pecahan bom pada 40 persen tubuhnya, dan memaksa keluarganya bersembunyi di hutan dan lari ke camp pengungsian di Orissa, India, tetapi kesusahannya tidaklah mengguncang iman dan rasa syukurnya kepada Tuhan musim ini...Wajah Nayak menjadi cacat setelah para ekstrimis Hindu membom rumah yang ia tinggali pada tanggal 26 Agustus. Mereka masuk ke dalam rumah itu dan membakarnya sementara Nayak dan saudara-saudaranya yang kecil bersembunyi di dalam WC kecil. Sebelum meninggalkan rumah itu, para Hindu meninggalkan sebuah bom di lemari, menurut laporan. Sementara anak perempuan kecil itu melihat-lihat kehancuran yang terjadi, bom itu meledak dan membakar wajahnya. Ledakan juga menghantamkan pecahan-pecahan ke dalam wajah, tangan, dan punggung......Nayak menghabiskan waktu 45 hari untuk pulih di Rumah Sakit. Walaupun melalui semua kesusahannya, dia saat ini riang dan mengucap syukur kepada Allah karena telah menyembuhkannya....Para penyerang Hindu telah bersumpah akan melancarkan serangan besar-besaran lagi terhadap orang-orang Kristen selama Natal.....Para Hindu menawarkan uang, makanan, dan alkohol bagi barangsiapa yang membunuh orang Kristen dan yang menghancurkan rumah-rumah mereka – terutama para gembala sidang. Ribuan rumah dan gereja telah dihancurkan, dan orang-orang Kristen terpaksa melarikan diri dari kekerasan itu. Banyak yang telah disirami minyak dan dibakar setelah menolak untuk menyangkali iman Kristen mereka.....Walaupun begitu, Nayak mengajak orang-orang Kristen India untuk mengampuni para penyerang Hindu mereka. ‘Kami mengampuni para Hindu radikal yang menyerang kami, yang membakar rumah-rumah kami,’ dia memberitahu Asia News. ‘Mereka bertindak di luar pikiran mereka, mereka tidak kenal kasih Yesus. Karena itulah, saya kini mau belajar sehingga ketika saya lebih tua saya dapat memberitahu semua orang betapa Yesus mengasihi kita. Inilah masa depan saya.’”
Rabu, 07 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar